Aku pikir Allah telah mengabulkan untaian doaku.
Aku pikir Dia memang sengaja mendatangkanmu untukku.
Aku pikir itu sebuah kebenaran.
Aku pikir kaulah sinar penerang baruku.
Dan pada titik ini, aku sadar telah banyak waktu yang kuhabiskan untuk berpikir, menebak, dan bahkan berusaha mencerna semua teka-teki absurd itu.
Kadang dia terasa seperti diriku, di waktu lain sepertinya bukan.
Dan kadang, semua fakta tersingkap jelas hingga terasa begitu menusuk seperti sesaat tadi.
Cukup sudah.
Waktuku tidak banyak.
Tidak pula ada waktu untuk kesempatan keduamu setelah sebulir air mata ini jatuh.
Setelah kau remukkan serpihan kecil hati yang baru saja kususun ulang.
Ketika lukaku bahkan belum sembuh benar.
Mungkin memang pangeran sementaraku bukanlah kau.
Atau mungkin saja memang kau.
Aku bukannya tidak tahu, tapi aku belum tahu.
Teka-teki buatan Tuhan penciptaku memang selalu rumit dan sulit dimengerti.
Tapi ia akan membentuk sebuah rute yang akan membawaku menuju akhir bahagia menurut-Nya.
Aku percaya itu.
Bagaimanapun, aku harus percaya.
Aku tentu saja akan menunggu.
Juga berdoa.
Rasa manis yang pernah membekas akan kucoba untuk hilangkan.
Sudah pasti tidak bisa instan.
Tetapi dengan bertahap, aku akan menghapusnya.
Ah sudahlah.
Kau...
Tidak akan pernah habis untuk kujadikan topik malam mingguku kali ini.
Aku akan mengakhirinya disini, sekaligus menghapuskan memori indah darimu.

hii bagus (y)
ReplyDeleteHehe makasih nitaaa :)
Delete